Berbagi Kebaikan untuk...

Saung Kreatif untuk Aktivitas Mahasiswa ITB

Program Syner97 berupa penyediaan sarana sejenis gajebo, Saung Kreatif dengan bentuk unik, menarik dan ramah lingkungan (terbuat dari bahan bambu, karya Syner97)

Terkumpul :

Rp. 20.000.232 dari Rp. 75.000.000
26% terkumpul Campaign berakhir.

Detail

Motor Listrik untuk Petugas Patroli Kampus ITB

Merupakan program Syner97 untuk membantu Petugas Patroli Keamanan Kampus dalam menjalankan tugasnya berpatroli menjaga keamanan kampus. Dengan bantuan berupa Motor Listrik, Syner97 juga mendukung upaya peggunaan energi ramah lingkungan ‘Go Green’. Motor l

Terkumpul :

Rp. 30.100.569 dari Rp. 75.000.000
40% terkumpul Campaign berakhir.

Detail

Tali Asih untuk Keluarga Besar Alumni Syner97 yang Telah Mendahului

Syner97 adalah keluarga besar ITB Angkatan 97. Duka anggota Syner97 adalah duka ITB Angkatan 97. Tali Asih / Kadeudeuh terhadap keluarga Syner97 adalah program pemberian santunan kepada keluarga (Istri/Suami, Anak) yang ditinggalkan oleh rekan kita Syner9

Terkumpul :

Rp. 42.402.524 dari Rp. 100.000.000
42% terkumpul Campaign berakhir.

Detail

Peduli Gempa Cianjur, Syner97 akan Bangun Rumah Bambu Plester

Syner97 akan membangun huntara/huntap untuk korban bencana gempa cianjur menggunakan teknologi rumah bambu plester. Keunggulan rumah bambu plester menggunakan material utama bambu ramah lingkungan dan mudah dikerjakan oleh masyarakat.

Terkumpul :

Rp. 66.503.760 dari Rp. 100.000.000
66% terkumpul Campaign berakhir.

Detail

Duka Mendalam untuk Sahabat Alumni Kita: Ferawati Alex S. (AR97)

Keluarga Besar Ikatan Alumni ITB Komisariat 1997 telah kehilangan sahabat alumni Ferawati Alex S, (AR ITB97) pada hari Sabtu, 28 Mei 2022 di Rumah Sakit Pusat Fatmawati Jakarta.

Terkumpul :

Rp. 3.987.494 dari Rp. 10.000.000
39% terkumpul Campaign berakhir.

Detail

Bantu Pengobatan Prof. Ir. Lilik Hendrajaya, M.Sc., Ph.D.

Saat ini Prof. Lilik Hendrajaya (mantan rektor ITB periode 1997-2001 saat kita masuk kuliah) sedang sakit dan menjalani rawat kesehatan terus menerus.

Terkumpul :

Rp. 31.989.000 dari Rp. 25.000.000
127% terkumpul Campaign berakhir.

Detail
Selengkapnya

CAMPAIGN

Donasi Terkumpul

Donatur




Story

Wujud nyata kepedulian dari Anda.


Kunci Sukses Menaklukkan Publikasi di Jurnal Ilmiah Internasional

Komisariat Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) angkatan 1997, menyelenggarakan kajian webinar rutin kelima pada tanggal 25 September 2021. Tema yang diusung kali ini adalah "Trik Sebagai Penulis Pertama atau Korespondensi di Jurnal Ilmiah Internasional". Ada dua pemateri yang diundang yaitu dosen Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB Dr. Endra Gunawan, Msc dan Principal Researcher NTU Danang Birowosuto, MSc, Ph.D. Moderator webinar adalah Dr. Erma Yulihastin, M.Si. (Badan Riset Dan Inovasi Nasional).Webinar diawali dengan pengantar dari Ketua Komisariat ITB 1997 Andhy Widodo yang menjelaskan latar belakang diselenggarakannya webinar tersebut. Andhy menerangkan bahwa jika membaca adalah pintu gerbang mengenal dunia, maka menulis adalah gerbang dunia mengenal siapa kita. Sambutan kedua adalah dari Ketua Umum IA ITB Gembong Primajadja yang mengapresiasi kerja panitia penyelenggara dan juga mendukung sepenuhnya acara yang diinisiasi oleh Komisariat ITB 1997.Pemateri pertama, Dr. Endra Gunawan, Msc, menjelaskan pengalamannya selama 7 tahun terakhir terlibat langsung dalam proses penulisan jurnal ilmiah bahkan menulis sendiri sebuah buku metode mengenai "8 Langkah Praktis Menulis Makalah Sains di Jurnal Ilmiah sebagai Penulis Pertama". Langkah tersebut mulai dari motivasi menulis, kemudian tahap pra-submission, mencari kolaborator, mencari referensi-referensi yang relevan, positive thinking, kejujuran dalam melaksanakan riset, dan pendanaan untuk publikasi.Pemateri kedua, Muhammad Danang Birowosuto, PhD, menyampaikan tips menancapkan nama besar di riset internasional dan bagaimana publikasi bernilai berlian diperlukan untuk menaikkan pamor Indonesia di dunia internasional. Dalam publikasi harus ada peer review yang jelas dan terukur. Beberapa proceeding mempunyai tingkat penerimaan yang tinggi di atas 90%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proceeding konferensi jauh lebih lebih rendah peer reviewnya dibandingkan jurnal.Di akhir sesi, para pemateri menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam publikasi di jurnal ilmiah internasional, dan menyarankan membaca minimal 2 jurnal sehari untuk melahirkan ide-ide baru.-----CP: Humas Komisariat ITB 97Dani Akhyar (0881-123-2708), Mia Sulaiman (0815-7349-2914)

Masalah Sampah Kian Memuncak, Gerakan Masyarakat Berkesadaran jadi Solusi di Era Modern

Ditengah semakin menggunungnya masalah sampah di Indonesia, pembahasan terkait managemen pengelolaan sampah kini jadi perhatian masyarakat moderen saat ini. Sampah dan siklus pembuangan di beberapa wilayah di Jawa Barat faktanya masih menimbulkan banyak masalah. Dari data yang diperoleh, siklus sampah biasanya berawal dari rumah, pembersihan dan pengumpulan, TPS, pengangkutan ke TPA dan berakhir di TPA. Dari serangkaian siklus tersebut permasalahan bukan hanya pada pengelolaan sampah namun pada saat pendistribusian sampah ternyata berbagai kendala terjadi, misalnya pada TPS sering mengalami penumpukan sampah dan tragedi TPA Leuwigajah yang mengalami longsor akibat adanya ledakan dari akumulasi gas metana (CH4), rentetan kasus yang pernah terjadi ini menunjukan bahwa masyarakat perlu adanya gerakan berkesadaran untuk memulai aksi pengelolaan sampah agar sampah tidak banyak terbuang di TPA.“Data dari pegelolaan sampah di Indonesia menunjukan bahwa 69% sampah berakhir di TPA, 7% berhasil di daur ulang, namun 24% sampah dikelola dengan ilegal dumpling atau dibakar, terpendam di permukaan tanah atau bahkan terbawa ke laut,” ungkap Irfan Kesuma selaku pendiri Rumah Pasundan Garut melalui Webinar seri #4 bertajuk Household Waste Management bersama Syner97 ITB, pada Jumat,(4/8/2021).Kondisi sampah di Indonesia pada tahun 2021 produksi sampah nasional mencapai 67,8 juta ton sampah, dan indonesia menghasilkan sampah kantong sampah plastik sebanyak 4000 ton pertahun dan hasil riset menunjukan 50% kantong plastik hanya sekali pakai, sisanya menjadi sampah. Hasilnya indonedia menjadi negara ke-2 terbesar di dunia penghasil sampah ke lautan. “Bumi darurat sampah” tambah Irfan Kusuma dalam sesi materinya.Di Indonesia sendiri regulasi pengeloaan sampah ini sudah diatur dalam UU No.18 Tahun 2008, sedangkan di  Kota Bandung aturan terkait pengeloaan sampah tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bandung NO.9 Tahun 2018 tentang pengelolaan sampah dengan ancaman kurungan penjara paling lama 6 bulan dan denda paling banyak 50 juta rupiah jika ada masyarakat yang kedapatan membakar sampah di badan jalan, jalur hijau, taman selokan dan tempat umum.Salah satu perilaku berkesadaran terkait pengelolaan sampah adalah dengan menerapkan hidup  (Zero)Less waste. (Zero)Less waste merupakan bagian dari perilaku hidup berkesadaran berdasarkan fitrah yang mengedepankan konsumsi sesuai kebutuhan serta bertanggung jawan atas sisa konsumsi yang dihasilkan sehingga sangat minimal jumlahnya yang berakhir di TPA. Komposisi sampah berdasarkan sumber sampah terbanyak disumbah oleh sampah Rumah Tangga, maka dari itu masyarakat perlu memahami gerakan untuk meminimalisir produksi sampah dimulai dari rumah dan lingkungan sekitar rumah.Tentunya dalam mengelola sampah masyarakat perlu memahami dan mimilah jenis sampah berdasarkan sampah organik dan anorganik. Mulai dari Sampah organik yang bisa diolah kembali menjadi Eco Enzym, Sabun dari Minyak Jelantah, dan menjadikannya pupuk kompos. “Untuk yang Anorganik kami serahkan kepada pengelola kompeten, ada ke bank sampah @malangbongbersemi, @armadakemasan, sampah multilayers @rebricks, elektronik kami kirimkan ke @ewasterj, Pakaian yang sudah tidak digunakan rencananya dikirimkan ke @bbres.id, dan untuk sampah masker dikirimkan ke Fasilitas Kesehatan,” kata Minessa Mahardika dalam sesi materinya.Selain itu, langkah mempercepat pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah komunal, artinya masyarakat dapat mengelola sampah bersama komunitas. Langkah utamanya yakni dengan memilah sampah organik yang kemudian  akan diolah menjadi pakan magot dan sampah anorganik disetorkan ke bank sampah setempat. Dewis Akbar dari Garut Zero Waste kemudian menjelaskan terkait BELAplasma yang pengelolaannya dapat dilakukan di tingkat RT/RT, caranya dengan mengumpulkan sampah organik yang sudah dipilah lalu setelah dicacah dan akan langsung diberikan ke magot BSF (Black Soldier Fly), dengan estimasi 1x1 meter dapat mengelola hingga 5 Kg sampah organik dalam sehari.“Dari 1 ton sampah organik dapat menghasilkan 100kg larva BSF, jani nanti magotnya bisa jadi campuran pakan ayam artinya diperkirakan hasilnya jadi 50 kg daging ayam, dan pupuk padatnya 50kg dan pupuk padatnya dan pupuk cairnya 300 Kg,” tambah Dewis Akbar dari Garut Zero Waste yang dijelaskan dalam sesi BELAplasma.Dengan adanya gerakan berkesadaran pengelolaan sampah organik maupun anorganik di lingkungan masyarakat diharapkan bisa menjadi solusi terkait berbagai macam masalah di  Indonesia khususnya di Jawa Barat.

Webinar ITB-97: Meningkatkan Imunitas di Masa Pandemi dengan Probiotik Komunitas

Bandung, 15 Juli 2021 - Komisariat ITB-97 kembali menyelenggarakan diskusi/webinar dengan mengambil topik-topik hangat di masyarakat. Pada hari Jumat 9 Juli 2021 lalukembali diselenggarakan webinar, kali ini dengan tema “Meningkatkan Imunitas di Masa Pandemi dengan Probiotik Komunitas” melalui platform ZOOM Meeting juga streaming di akun Youtube Syner 97 ITB. Jumlah tayang topik ini di Youtube telah mencapai hampir 5000 views.Webinar Series #03 kali ini dimoderatori oleh Sidrotun Naim, Ph.D., M.P.A. (BI97) dan menghadirkan beberapa pembicara seperti Dr.(cand) dr. Farid Lusno, M.Kes. selaku Dosen FKM UNAIR, lalu Dr. Sulfahri, M.Si selaku Dosen Mikrobiologi FMIPA UNHAS juga Dosen S2 FK UNHAS, serta dihadiri oleh Basuki Rokhmad selaku Owner dan Founder PT BIOS Pro Siklus dan Produsen Biosyafa.Acara dimulai dengan sambutan Andhy Widodo (TI97) sebagai Ketua Komisariat ITB97.Andhy menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang sudah bersedia menyampaikan pemikiran dan penjelasan mengenai produk karya anak negeri yang diharapkan bermanfaat di tengah pandemi covid 19 saat ini.Acara dibagi kedalam beberapa sesi. Sesi pertama diawali dengan kisah perjuangan Basuki Rokhmad dalam mencapai kesembuhan akibat penyakit ensefalopati yang mana dalam hal ini Probiotik Komunitas sangat berperan dalam membantu proses kesembuhannya.Kemudian dilanjutkan tentang kisah perjuangan Beliau dalam membangun brand Biosyafa dengan menjalin kerjasama dengan berbagi lembaga pendidikan tinggi untuk mengembangkan penelitian berkelanjutan terkait Probiotik Komunitas. Selanjutnya  Basuki Rokhmad memaparkan bahwa jumlah  strain bakteri dalam tubuh manusia lebih dari 19 juta strain bakteri. Orang sehat atau merasa sehat kalau dihitung ternyata hanya memiliki sekitar 60%-80% strain bakteri dari jumlah total tersebut.Seandainya mikrobioma tubuh bisa mencapai jumlah 19 juta strain tersebut maka orang itu akan sehat tanpa harus minum obat.Ketika membicarakan probiotik, jika yang kita minum itu hanya terdiri dari satu strain saja maka akan menimbulkan ketidakseimbangan mikrobioma. Begitu pula jika minum probiotik dengan sekian banyak strain tapi tidak memenuhi standar mikrobioma tubuh juga akan menimbulkan berbagai penyakit ikutan. Disinilah peran Probiotik Komunitas mengambil posisi dalam usaha memperbaiki keseimbangan mikrobioma tubuh manusia. Karena didalam Probiotik Komunitas terdapat lebih dari seribu strain bakteri dengan sekian banyak senyawa aktif yang dihasilkan serta dikombinasikan dengan berbagai herbal asli Indonesia yang mana senyawa aktif yang dikandung herbal tersebut dinanokan oleh Bakteri Komunitas sehingga hasilnya tidak hanya berupa sinbiotik (gabungan probiotik dan prebiotik) akan tetapi berupa metabiotik. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Dr.(cand) dr. Farid Lusno, M.Kes dengan judul “Bakteri dan Kehidupan”.  Farid Lusno memulai dengan memaparkan fakta-fakta unik terkait bakteri. Fakta unik yang pertama yang dipaparkan adalah terkait tentang obat antibiotik. Ternyata jenis antibiotik yang paling banyak selama ini adalah jenis antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri. Sedangkan antibiotik itu sendiri adalah obat untuk membunuh bakteri. Kekurangan bakteri tertentu juga diketahui telah memicu beberapa penyakit. Seperti penyakit diabetes. Dalam kasus penyakit diabetes diketahui bahwa kekurangan bakteri E. Coli ternyata erat berkaitan dengan berkurangnya volume insulin yang dihasilkan. Aktifitas bakteri juga erat kaitannya dengan antibodi. Walaupun antibodi itu protein, ternyata antibodi dihasilkan oleh simbiosis tubuh kita dengan bakteri. Karena kehadiran bakteri, sel-sel tubuh kita terangsang untuk mengeluarkan hormon-hormon tertentu.Sebenarnya dalam praktik agama Islam sudah banyak dilakukan ibadah yg ternyata berkaitan erat dengan usaha untuk menstimulus munculnya antibodi dengan menggunakan bakteri. Seperti prebiotik kurma yang digunakan dalam proses tahnik yang melibatkan bakteri dari mukosa ayah atau kakek untuk merangsang antibody bayi. Selain itu Rosul juga mensunahkan merendam kurma kering untuk merangsang munculnya bakteri dalam air nabees (infuse water) guna memperkaya keragaman mikrobioma.Sedangkan untuk terapi kesehatan yang menggunakan mikrobioma ini sudah juga ada di indonesia yaitu yang dinamakan fecal microbiota therapy yang dilakukan dengan cara mengambil feses orang sehat dipindahkan ke orang sakit atau bahasa sederhananya transplantasi feses yang mahal dan rumit.  Selain dengan cara itu, mikrobioma dalam feses juga sudah ada diperjualbelikan dalam bentuk tablet. Tetapi dengan adanya Probiotik Komunitas ini akhirnya didapatkan solusi sederhana dimana hanya dengan minum Probiotik Komunitas sudah mampu untuk memperkaya mikrobioma tubuh kita.Terakhir, materi disampaikan oleh Dr. Sulfahri, M.Si yang membahas lebih dalam terkait Imunitas.  Didalam pemaparannya Sulfahri menyampaikan jika ada banyak faktor yang dapat menentukan imunitas kita, salah satunya adalah makanan dan juga pola hidup. Makanan disini penting karena sebagai sumber nutrisi. Sedangakan pola hidup termasuk didalamnya pola makan (apa yang dikonsumsi, kapan itu dikonsumsi dan berapa jumlah makanan yang dikonsumsi), pola olah raga dan juga pola tidur. Sesuai dengan hasil penelitian, salah satu makanan yang berpengaruh nyata untuk meningkatkan imunitas adalah madu dan herbal, makanan organik dan non GMO, juga Probiotik.Dalam Probiotik Komunitas ketiga makanan tersebut dijadikan satu kesatuan dan dilakukan suatu proses fermentasi dalam waktu yang cukup lama dengan menggunakan teknologi yang canggih.  Sumber senyawa aktif yang dikandung madu dan herbal akan dipecah menjadi lebih kecil oleh bakteri menjadi ukuran partikel nano sehingga lebih mudah diserap tubuh. Sehingga bisa dikatakan jika kita mengkonsumsi Probiotik Komunitas kita memakan sanyawa aktif yang sudah dinanokan dan memakan bakteri hidup dalam jumlah yang melimpah.Kenapa tubuh membutuhkan banyak bakteri? Karena dalam tubuh ada sekitar 100 T bakteri dan 30 sd 40 T sel tubuh. Sehingga bakteri disebut juga sebagai organ ke-6. Disamping itu, bakteri dalam tubuh dianggap penting karena merupakan penghasil senyawa aktif,  penghasil enzim pencernaan, penghasil protein, serta penghasil Vitamin dan Mineral.Salah satu vitamin yang sedang viral terkait dengan covid ini adalah Vitamin D. Anjuran untuk mengkonsumsi vitamin D dosis tinggi tidak akan efektif jika bakteri dalam tubuh kurang karena bakteri berperan dalam metabolisme vitamin D. Jadi sebanyak apapun vitamin D yang diminum dan selama apapun berjemur jika bakteri dalam perut kurang makan bioavailability nya juga rendah.Bakteri dalam Probiotik Komunitas mampu menghasilkan berbagai senyawa metabolit, diantaranya adalah Dibutyl phthalate, 4-Methoxycinnamic acid, Cyclo(phenylalanyl-prolyl), Linolenic acid ethyl ester, Bis(2-ethylhexyl) phthalate, Eicosapentaenoic acid, dan Sedanolide. Senyawa metabolit tersebut dapat menjadi kandidat terapi SARS-CoV2 berdasarkan uji molecular docking.  Senyawa aktif alami tersebut bekerja dengan dua cara dalam melawan virus SARS-CoV2. Cara yang pertama adalah dengan menghambat protein SARS-CoV2 menempel pada reseptor ACE-2 pada tubuh manusia dimana resptor ini banyak terdapata di paru-paru dan perut serta sedikit didalam mulut. Sedangkan cara kedua adalah dengan menghambat replikasi virus SARS-CoV2. Sehingga jika ada virus yang terlanjur menempel akan dihambat penyebarannya dengan cara kedua.Binding affinity dari senyawa aktif yang dikandung oleh herbal dan yang dihasilkan oleh Probiotik Komunitas tersebut bahkan lebih baik dari antivirus redemsivir dan cloroquinon. Dan senyawa-senyawa tersebut berkerjasama dari berbagai sisi sehingga mampu menetralisir virus Covid-19 dalam hitungan hari bahkan hitungan jam karena bioavailability nya yang bagus tersebut.Bahkan berat molekul senyawa aktif tersebut juga lebih ringan jika dibandingkan dengan berat molekul obat kimia redemsivir dan cloroquinon. Karena jika terlalu berat molekul suatu senyawa maka darah pun akan terlalu berat mengangkutnya sehingga butuh kerja keras yang menyebabkan kita akan oleng jika minum obat kimia tersebut.Karena Probotik Komunitas  berasal dari herbal yang difermentasi itu lulus uji toksisitas sehingga efek ke tubuh juga tidak toxic atau aman untuk dikonsumsi. Jika virus Covid-19 menyerang tubuh, maka ada 2 kemungkinan yang terjadi pada sistem imun tergantung pada kondisi tubuh, yaitu respon imun yang kurang reaktif (tubuh akan memberikan respon anti infamsi) dan respon imun yang over reaktif (tubuh akan memberikan respon pro inflamasi).Salah satu penyebab pasien meninggal karena Covid-19 itu sebenarnya adalah karena respon imun yang terlalu reaktif yang menimbulkan badai sitokin yang menyebabkan paru-paru kaku sehingga tidak bisa mengambil udara. Bakteri dalam Probiotik Komunitas ini mampu menyeimbangkan respon imun sehingga sitokin dihasilkan dalam jumlah yang wajar.Kesimpulan akhir ditutup dengan pernyataan bahwa agar tubuh tetap sehat maka mikrobioma di dalam tubuh juga harus dijaga supaya tetap beragam dan seimbang, salah satu caranya adalah dengan mengkonsumsi Probiotik Komunitas dan mengkonsumsi makanan yang beragam serta selalu menjaga pola hidup yang sehat.Contact person:Dani Akhyar – Humas ITB9708811232708 / dani.akhyar@gmail.com

Selengkapnya

1 tahun yang lalu

Harman Subakat
telah mendonasikan untuk program:
Peduli Gempa Cianjur, Syner97 akan Bangun Rumah Bambu Plester

1 tahun yang lalu

Harman Subakat
telah mendonasikan untuk program:
Peduli Gempa Cianjur, Syner97 akan Bangun Rumah Bambu Plester

1 tahun yang lalu

Harman Subakat
telah mendonasikan untuk program:
Peduli Gempa Cianjur, Syner97 akan Bangun Rumah Bambu Plester

1 tahun yang lalu

Anonim
telah mendonasikan untuk program:
Peduli Gempa Cianjur, Syner97 akan Bangun Rumah Bambu Plester

1 tahun yang lalu

Anonim
telah mendonasikan untuk program:
Peduli Gempa Cianjur, Syner97 akan Bangun Rumah Bambu Plester